Rabu, 07 Juni 2017

Kepribadian



Tugas Terstruktur                                                                                              Dosen Pengampu
Perkembangan Peserta Didik                                                               Nurwahid Ihsanudin, M. A

KEPRIBADIAN



Disusun oleh:
1.     Muhammad Arifin
2.     Samsul Jufri



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUL FALAH
 AIR MOLEK
2017
KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur kita ke hadirat Allah yang telah memberikan kita nikmat yang sangat banyak sekali, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah Perkembangan Peserta Didik ini.
            Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada nabi Muhammad saw, keluarga, dan para sahabatnya dan semoga kita mendapat syafa’at besok di hari kiamat. Amiin
            Atas kerja sama seluruh pihak yang telah membantu kami, alhamdulillah makalah ini bisa diselesaikan yang insya Allah sesuai dengan yang diharapkan. Kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami dapat memperbaiki kekurangan, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.














PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari-hari.Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang kuat.
Orang awam dengan mudah mengatakan bahwa seseorang itu punya kepribadian baik, kuat dan menyenangkan, sedangkan ada pula orang yang mengatakan bahwa mempunyai kepribadian lemah, tidak baik atau buruk dan sebagainya. Sehingga dengan kata lain pribadi atau kepribadian itu dipakai untuk menunjukkan adanya ciri-ciri khas yang ada pada seseorang.
Kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup dalam seorang individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki satu perasaan cemas dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas.
B.     Rumusan  Masalah
1.      Apa defenisi kepribadian?
2.      Bagaimana proses perkembangan kepribadian?
3.      Apa saja aspek-aspek kepribadian?
4.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui defenisi kepribadian
2.      Mengetahui proses perkembangan kepribadian
3.      Mengetahui aspek-aspek kepribadian
4.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian



PEMBAHASAN
A.    Defenisi Kepribadian
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari-hari. Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang kuat.
Orang awam dengan mudah mengatakan bahwa seseorang itu punya kepribadian baik, kuat dan menyenangkan, sedangkan ada pula orang yang mengatakan bahwa mempunyai kepribadian lemah, tidak baik atau buruk dan sebagainya. Sehingga dengan kata lain pribadi atau kepribadian itu dipakai untuk menunjukkan adanya ciri-ciri khas yang ada pada seseorang.
Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat gambaran yang umum tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal seseorang dengan mencoba mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita dan perasaan-perasaan yang dihadapi seseorang. Pandangan konvergensi mengatakan kepribadian seseorang pada suatu saat (misalnya pada saat sedang diperiksa) adalah produk (hasil) dari suatu proses yang dimulai pada saat orang itu lahir dengan membawa bakat-bakatnya yang berlangsung terus melalui pengalaman sampai pada saat tersebut.Dalam pemeriksaan psikologis, kita mencoba untuk menganalisis dan membuat kesimpulan-kesimpulan dari riwayat hidup seseorang melalui wawancara dan hasil psikotesnya, sehingga kita dapat mencoba mengenal seseorang dengan baik dan tepat.
Kata “kepribadian” (Personality) sesungguhnya berasal dari kata latin yaitu persona. Pada mulanya, kata persona ini menunjukkan pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan peranan-peranannya. Pada saat itu, setiap pemain memainkan peranannya masing-masing sesuai dengan topeng yang dikenakannya. Lambat laun, kata (Personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku sesuai dengan sosial (peran) yang diterimanya.
May berpendapat bahwa “Kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup dalam seorang individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki satu perasaan cemas dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas. Withington berpendapat “Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang nampak pada orang lain. Kepribadian ini bukan hanya yang melekat dalam diri seseorang tetapi lebih merupakan hasil dari pada suatu pertumbuhan yang lama suatu kulturil. Seorang psikolog termuka Gordon W. Allport (1897-1967) mengatakan: “Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistim-sistim psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan”. Kata dinamis berarti kepribadian dapat berubah ubah, dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistim-sistim psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola-pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Eduard Spranger, ahli ilmu jiwa dari Jerman, mencoba mengadakan penyelidikan kepribadian manusia dengan cara lain. Ia mengadakan penggolongan tipe manusiaberdasarkan sikap manusia itu terhadap nilai kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat. Nilai kebudayaan itu di baginya menjadi enam golongan, yaitu:
1.      Manusia politik. Yakni, orang bertipe politik ini memiliki sifat suka menguasai orang lain.
2.      Manusia ekonomi. Yakni, suka bekerja dan mencari untung merupakan sifat-sifat yang paling dominan pada tipe oang ini.
3.      Manusia social. Yakni, orang bertipe social memiliki sifat-sifat suka mengabdi dan berkorban untuk orang lain.
4.      Manusia seni. Yakni, jiwa orang yang bertipe ini selalui dipengarruhi oleh nilai-nilai keindahan.
5.      Manusia agama. Yakni, bagi mereka yang lebih penting dalam hidup ialah mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6.      Manusia teori. Yakni, sifat-sifat manusia ini antara lain suka berfikir, berfilsafat, dan mangabdi pada imu.
B.     Proses Perkembangan Kepribadian
1.      Proses perkembangan kepribadian anak
a.       Pendidikan langsung yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku sebagai pribadi yang sudah dan benar atau baik dan buruk oleh orangtua, guru atau orang dewasa lainnya, dan hal yang penting adalah keteladanan itu sendiri.
b.      Identifikasi yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku seseorang yang menjadi idolanya.
c.       Proses coba-coba (trial and error) yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral semacam coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikan.
2.      Proses perkembangan kepribadian remaja
Dalam proses pembentukan kepribadian seorang remaja, hal yang paling mempengaruhi adalah sekolah. Pentingnya sekolah dalam memainkan peranan didiri siswa dapat dilihat dari realita sekolah sebagai tempat yang harus dihadiri setiap hari.Sekolah memberi pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan konsep diri, anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah dari pada di rumah.Di samping itu sekolah memberi kesempatan siswa untuk meraih sukses serta memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara realistik.
            Adapun proses perkembangan kepribadian sebagai runtutan atau tahapan awal dalam pencapaian sempurnanya jiwa yang dilakukan dengan menilai dari pembentukan akhlak terlebih dahulu yang mewujudkan ketaqwaan terhadap Tuhan.
C.    Aspek-aspek Kepribadian
1.      Aspek Kejasmanian
Meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar.
a.       Yang dikerjakan oleh lisan, seperti membaca Al-Qur’an, mempelajari ilmu yang bermanfaat dan mengerjakannya.
b.      Yang dikerjakan oleh anggota tubuh lain, seperti berbakti kepada orang tua, memenuhi kebutuhan, menetapkan suatu berdasarkan musyawarah, memenuhi peraturan, menghormati orang lain dan sebaginya.
2.      Aspek kejiwaan
Meliputi aspek-aspek yang tidak dapat dilihat dan tidak ketahuan dari luar. Seperti mencintai Tuhan dan agamanya, mencintai dan memberi tanpa pamrih, ikhlas dalam beramal, sabar tidak sombong, pemaaf, tidak mendendam, dan lain-lain.
3.      Aspek kerohanian yang luhur
Meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan, meliputi sistem nilai-nilai yang telah meresap di dalam kepribadian yang mengarah dan memberi corak sebuah kehidupan individu. Bagi yang beragama aspek inilah yang menentukan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Yoesoef Noessyirwan (1978) menganalisis kepribadian ke dalam empat daerah bagian atau aspek, yaitu:
1.      Vitalitas sebagai konstanta dari semangat hidup pribadi.
2.      Temperamen sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi serta cara bereaksi dan bergerak.
3.      Watak sebagai konstanta dan hasrat, perasaan dan kehendak pribadi mengenai nilai-nilai.
4.      Kecerdasan, bakat, daya nalar sebagai konstanta kemampuan pribadi.
D.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian
Andi Mappiare mengatakan bahwa kepribadian terbentuk dari tiga faktor, yaitu:
1.      Pembawaan (hereditas)
Pembawaan ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat keturunan. Anak merupakan warisan dari sifat-sifat pembawaan orang tuanya yang merupakan potensi tertentu.
Beberapa ahli ilmu pengetahuan menekankan pentingnya faktor keturunan ini bagi pertumbuhan fisik, mental maupun sifat kepribadian yang diinginkan.
a.       Pertumbuhan fisik
Seorang anak yang kuat dan sehat lebih beruntung dibanding dengan anak yang kecil dan ringkih, ia lebih banyak mengikuti aktivitas-aktivitas sesuai dengan tahap perkembangannya. Kegiatan-kegiatan tersebut memberikan pengalaman baginya yang merupakan modal dasar bagi perkembangannya. Sedangkan seorang anak yang struktur tubuhnya lebih atau kurang dari temannya, misalnya terlalu gemuk, terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu kurus akan menjadi objek gangguan dan cemoohan tema-teman, hal tersebut dapat mempengaruhi pembentukan sikap dan kepribadiannya.
b.      Kemampuan mental dan bakat khusus
Seorang anak yang pandai pada umur yang muda sudah dapat mengenal hubungan antara dirinya dan benda-benda lingkungannya. Sesuai dengan cara bagaimana seorang anak sejak kecil dianjurkan untuk mengadakan penyesuaian yang pantas, maka ia juga akan cepat mengerti bentuk penyesuaian yang tepat yang seimbang dengan masa kematangan dan tuntutan yang dihadapinya.
2.      Lingkungan
Faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi terbentuknya kepribadian terdiri dari lingkungan bersifat sosial dan lingkungan fisik.
Yang dimaksud lingkungan sosial ialah lingkungan yang terdiri dari sekelompok individu (group) interaksi antara individu tersebut menimbulkan proses sosial dan proses ini mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan pribadi seseorang dengan pendidikan lingkungan sosial yang disebut pergaulan erat dengan seseorang berupa tingkah laku, sikap, mode pakaian atau cara berpakaian dan sebagainya.
Lingkungan fisik (alam) mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pribadi seseorang. Yang dimaksud lingkungan alam disini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar anak selain individu dan benda-benda kebudayaan antara lain keadaan geografis dan klimatologis. Anak yang dibesarkan di daerah pantai akan lain dengan anak yang dibesarkan di daerah pegunungan.
Meskipun kebudayaan mempunyai pengaruh terhadap kepribadian seseorang, namun kadar pengaruhnya berbeda menurut umur dan fase pertumbuhan.
Faktor lingkungan yang paling berperan dalam perkembangan kepribadian adalah:
a.       Rumah. Rumah adalah lingkungan pertama yang berperan dalam pembentukan kepribadian. Bebrapa sifat lingkungan rumah yang memungkinkan anak membentuk sifat-sifat kepribadian adalah kesediaan orang tua menerima anak sebagai anggota keluarga, adanya sikap demokratis, keadaaan ekonomis yang serasi, penyesuaian yang baik antara ayah dan ibu dalam pernikahan dan penerimaan sosial para tetangga terhadap keluarga. Keadaan rumah yang sederhana, bersih, rapi, dimana anak mendapat makanan yang sehat dan anggota keluarga bersikap sedemikian rupa, sehingga memberi rasa aman kepada anak, inilah yang akan membantu perkembangan kepribadian anak ke arah terbentuknya kepribadian yang harmonis dan wajar.
b.      Sekolah. Sekolah adalah tempat dimana anak dapat belajar dan menimba ilmu. Lingkungan sekolah yang bersih, rapi akan membantu anak belajar dengan tenang dan nyaman. Disamping itu hubungan antara siswa dengan guru, dan hubungan antara siswa dengan lingkungan sekolah lainnya perlu dijaga karena hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
c.       Teman sebaya. Baik di sekolah maupun di luar sekolah kepribadian anak banyak dipengaruhi oleh teman sebayanya. Dalam lingkungan sekolah anak belajar bermain dengan anak lain, belajar bekerjasama dengan anak lain. Anak dan remaja berusaha mencapai realisasi diri melalui keberhasilan, ia harus melebihi hasilnya sendiri untuk dapat maju dan harus dapat menyayangi orang lain juga. Cara-cara yang memberikan keberhasilan dalam persaingan dalam hubungan dengan teman sekolah, akan dipakainya dalam kompetisi selanjutnya. Kebiasaan ini akan berlangsung terus dalam integrasi kepribadian pada masa dewasa
Faktor yang tidak kalah penting dalam memahami perkembangan kepribadian anak ialah self concept (citra diri) yaitu kehidupan kejiwaan yang terdiri atas perasaan, sikap pandang, penilaian, dan anggapan yang semuanya akan terpengaruh dalam keputusan tindakan sehari-hari.
Seseorang dengan citra dirinya menilai dirinya sendiri dan menilai lingkungan sosial. Moral sebagian standart yang muncul dari agama dan lingkungan sosial, memberi konsep-konsep yang baik dan buruk, patut dan tidak patut secara mutlak, akan tetapi seseorang tidak begitu saja menerima melainkan dipertentangkan dengan citra diri yang dimilikinya.
Pengaruh lingkungan dan pembawaan dalam terbentuknya kepribadian seseorang, keduanya saling berkait dan melengkapi satu sama lain tanpa mengabaikan self concept yakni bagaimana seseorang menggunakan potensi yang dimiliki danlingkungannya, karena self concept mempunyai pengaruh yang besar untuk menginterprestasikan kuatnya daya pembawaan dan kuatnya daya lingkungan.
Terbentuknya kepribadian seseorang membutuhkan waktu yang panjang, berangsur-angsur dan continue dari bayi hingga mati. Pembentukan sekaligus pembinaan kepribadian individu haruslah terus menerus dibentuk dan dibina secara baik dan wajar menuju kepribadian yang ideal. Untuk mencapai kepribadian yang ideal diperlukan lingkungan yang kondusif dan menuntut adanya kesediaaan, keterbukaan individu terhadap gagasan pengalaman-pengalaman baru.
3.      Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan Kepribadian Siswa
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Berdasarkan peneltiian yang dilakukan oleh Hirschi dan Selvin (1967) sebagaimana dikutip oleh Dadang Hawari menujukkan bahwa kepribadian orang tua sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.bila salah seorang atau kedua oang tua mempunyai kelainan kepribadian orang tua mempunyai kelainan kepribadian, maka presentase kenakalan anak akan jauh lebih tinggi daripada kalau kedua orang tua tidak mempunyai kelainan kepribadian.
Pola tingkah laku pikiran dan sugesti ayah ibu dapat mencetak pola yang hampir sama pada anak-anak. Oleh karena itu, tradisi, kebiasan sehari-hari, sikap hidup, cara berfikir dan filsafat hidup keluarga itu sangat besar sekali pengaruhnya dalam proses pembentuk tingkah laku dan sikap anggota keluarga terutama anak-anak. Sebab tingkah laku orang tua itu mudah sekali menular kepada anak-anak, khususnya mudah dioper oleh anak-anak puber dan adolensens yang jiwanya belum stabil dan tengah mengalami banyak gejolak batin.
Misalnya, temperamen ayah yang agresif meledak-ledak, suka marah-marah, sewenang-wenang, tidak hanya akan mentransformasikan efek temperamennya saja, akan tetapi juga menimbulkan iklim yang mendemoralisir secara psikis di tengah keluarga. Jika anak diperlakukan oleh kedua orang tuanya dengan perlakuan yang kejam, didikan dengan pukulan yang keras atau sekedar penghinaan dan ejekan, maka yang akan timbul ialah reaksi negatif yang tampak pada perilaku dan akhlak anak. Mereka yang dibesarkan dengan disiplin militer yang keras, besar kemungkinan akan tumbuh dengan kepribadian kaku dan keras.
Perkembangan kepribadian anak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang berasal dari dalam misalnya: faktor-faktor yang berhubungan dengan konstitusi tubuh, struktur tubuh dan keadaan fisik, koordinasi motorik, kemampuan mental dan bakat khusus dan emosionalitas. Sedangkan faktor dari luar adalah lingkungan seperti: rumah, sekolah dan teman sebaya.











PENUTUP
A.   Kesimpulan
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari-hari. Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang kuat.
Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistim-sistim psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan. Kata dinamis berarti kepribadian dapat berubah ubah, dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistim-sistim psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola-pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Aspek-aspek kepribadian adalah:
1.      Aspek Kejasmanian
2.      Aspek kejiwaan
3.      Aspek kerohanian yang luhur
Yoesoef Noessyirwan (1978) menganalisis kepribadian ke dalam empat daerah bagian atau aspek, yaitu:
1.      Vitalitas sebagai konstanta dari semangat hidup pribadi.
2.      Temperamen sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi serta cara bereaksi dan bergerak.
3.      Watak sebagai konstanta dan hasrat, perasaan dan kehendak pribadi mengenai nilai-nilai.
4.      Kecerdasan, bakat, daya nalar sebagai konstanta kemampuan pribadi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian adalah:
1.      Pembawaan
2.      Lingkungan
3.      Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan Kepribadian Siswa

B.   Kritik dan Saran
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Mohon kritik dan sarannya supaya ke depan bisa lebih baik lagi.





























DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan%20Makalah%20%20Perkembangan%20dan%20Kepribadian%20-%20Psikologi.htm
MAKALAH%20PERKEMBANGAN%20MORAL%20DAN%20KEPRIBADIAN%20~%20HALIDA%20NURIL%20AROFAH.htm
I%20Made%20Reki%20Artawan%20%20MAKALAH%20PERKEMBANGAN%20PESERTA%20DIDIK%20(made%20reki).htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar