Tugas Terstruktur Dosen Pengampu
Perkembangan Peserta Didik Nurwahid
Ihsanudin, M. A
KEPRIBADIAN
Disusun oleh:
1.
Muhammad
Arifin
2.
Samsul
Jufri
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUL FALAH
AIR MOLEK
2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita ke hadirat Allah yang telah memberikan kita nikmat yang sangat
banyak sekali, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah Perkembangan
Peserta Didik ini.
Shalawat serta
salam kita hadiahkan kepada nabi Muhammad saw, keluarga, dan para sahabatnya
dan semoga kita mendapat syafa’at besok di hari kiamat. Amiin
Atas kerja sama
seluruh pihak yang telah membantu kami, alhamdulillah makalah ini bisa diselesaikan
yang insya Allah sesuai dengan yang diharapkan. Kami mengharap kritik dan saran
yang bersifat membangun agar kami dapat memperbaiki kekurangan, dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam
psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari-hari.Kepribadian yang
sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang
dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek
kehidupan. Misalnya dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang
ringan maupun yang kuat.
Orang awam dengan mudah mengatakan bahwa seseorang itu punya
kepribadian baik, kuat dan menyenangkan, sedangkan ada pula orang yang
mengatakan bahwa mempunyai kepribadian lemah, tidak baik atau buruk dan
sebagainya. Sehingga dengan kata lain pribadi atau kepribadian itu dipakai untuk
menunjukkan adanya ciri-ciri khas yang ada pada seseorang.
Kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup dalam
seorang individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki satu
perasaan cemas dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
defenisi kepribadian?
2.
Bagaimana
proses perkembangan kepribadian?
3.
Apa
saja aspek-aspek kepribadian?
4.
Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian?
C. Tujuan
1. Mengetahui defenisi kepribadian
2. Mengetahui proses perkembangan kepribadian
3. Mengetahui aspek-aspek kepribadian
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kepribadian
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam
psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari-hari. Kepribadian yang
sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang
dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek
kehidupan. Misalnya dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang
ringan maupun yang kuat.
Orang awam dengan mudah mengatakan bahwa seseorang itu punya
kepribadian baik, kuat dan menyenangkan, sedangkan ada pula orang yang
mengatakan bahwa mempunyai kepribadian lemah, tidak baik atau buruk dan
sebagainya. Sehingga dengan kata lain pribadi atau kepribadian itu dipakai
untuk menunjukkan adanya ciri-ciri khas yang ada pada seseorang.
Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat
gambaran yang umum tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah mencoba
mengenal seseorang dengan mencoba mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur
kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah hidup,
cita-cita dan perasaan-perasaan yang dihadapi seseorang. Pandangan konvergensi
mengatakan kepribadian seseorang pada suatu saat (misalnya pada saat sedang
diperiksa) adalah produk (hasil) dari suatu proses yang dimulai pada saat orang
itu lahir dengan membawa bakat-bakatnya yang berlangsung terus melalui
pengalaman sampai pada saat tersebut.Dalam pemeriksaan psikologis, kita mencoba
untuk menganalisis dan membuat kesimpulan-kesimpulan dari riwayat hidup
seseorang melalui wawancara dan hasil psikotesnya, sehingga kita dapat mencoba
mengenal seseorang dengan baik dan tepat.
Kata “kepribadian” (Personality) sesungguhnya berasal dari
kata latin yaitu persona. Pada mulanya, kata persona ini menunjukkan pada
topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam
memainkan peranan-peranannya. Pada saat itu, setiap pemain memainkan peranannya
masing-masing sesuai dengan topeng yang dikenakannya. Lambat laun, kata (Personality)
berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang
diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu
tersebut diharapkan bertingkah laku sesuai dengan sosial (peran) yang
diterimanya.
May berpendapat
bahwa “Kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup dalam seorang
individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki satu perasaan
cemas dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas. Withington berpendapat
“Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan,
sebagaimana yang nampak pada orang lain. Kepribadian ini bukan hanya yang
melekat dalam diri seseorang tetapi lebih merupakan hasil dari pada suatu
pertumbuhan yang lama suatu kulturil. Seorang psikolog termuka Gordon W. Allport (1897-1967) mengatakan:
“Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistim-sistim psikofisik dalam diri
individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan”. Kata
dinamis berarti kepribadian dapat berubah ubah, dan antar berbagai komponen
kepribadian (yaitu sistim-sistim psikofisik) terdapat hubungan yang erat.
Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama
mempengaruhi pola-pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Eduard
Spranger, ahli ilmu jiwa dari Jerman, mencoba mengadakan penyelidikan
kepribadian manusia dengan cara lain. Ia mengadakan penggolongan tipe
manusiaberdasarkan sikap manusia itu terhadap nilai kebudayaan yang hidup di
dalam masyarakat. Nilai kebudayaan itu di baginya menjadi enam golongan, yaitu:
1.
Manusia
politik. Yakni, orang bertipe politik ini memiliki sifat suka menguasai orang
lain.
2.
Manusia
ekonomi. Yakni, suka bekerja dan mencari untung merupakan sifat-sifat yang
paling dominan pada tipe oang ini.
3.
Manusia
social. Yakni, orang bertipe social memiliki sifat-sifat suka mengabdi dan
berkorban untuk orang lain.
4.
Manusia
seni. Yakni, jiwa orang yang bertipe ini selalui dipengarruhi oleh nilai-nilai
keindahan.
5.
Manusia
agama. Yakni, bagi mereka yang lebih penting dalam hidup ialah mengabdi kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
6.
Manusia
teori. Yakni, sifat-sifat manusia ini antara lain suka berfikir, berfilsafat,
dan mangabdi pada imu.
B.
Proses Perkembangan Kepribadian
1.
Proses perkembangan kepribadian anak
a.
Pendidikan langsung yaitu melalui
penanaman pengertian tentang tingkah laku sebagai pribadi yang sudah dan benar
atau baik dan buruk oleh orangtua, guru atau orang dewasa lainnya, dan hal yang
penting adalah keteladanan itu sendiri.
b.
Identifikasi yaitu dengan cara
mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku seseorang yang
menjadi idolanya.
c.
Proses coba-coba (trial and error)
yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral semacam coba-coba. Tingkah
laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan,
sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikan.
2.
Proses perkembangan kepribadian remaja
Dalam proses
pembentukan kepribadian seorang remaja, hal yang paling mempengaruhi adalah
sekolah. Pentingnya sekolah dalam memainkan peranan didiri siswa dapat dilihat
dari realita sekolah sebagai tempat yang harus dihadiri setiap hari.Sekolah
memberi pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan
konsep diri, anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah dari pada di
rumah.Di samping itu sekolah memberi kesempatan siswa untuk meraih sukses serta
memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan kemampuannya
secara realistik.
Adapun
proses perkembangan kepribadian sebagai runtutan atau tahapan awal dalam
pencapaian sempurnanya jiwa yang dilakukan dengan menilai dari pembentukan
akhlak terlebih dahulu yang mewujudkan ketaqwaan terhadap Tuhan.
C.
Aspek-aspek Kepribadian
1. Aspek Kejasmanian
Meliputi tingkah laku
luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar.
a. Yang dikerjakan oleh lisan, seperti membaca Al-Qur’an, mempelajari ilmu
yang bermanfaat dan mengerjakannya.
b. Yang dikerjakan oleh anggota tubuh lain, seperti berbakti kepada orang tua,
memenuhi kebutuhan, menetapkan suatu berdasarkan musyawarah, memenuhi
peraturan, menghormati orang lain dan sebaginya.
2. Aspek kejiwaan
Meliputi aspek-aspek yang tidak dapat dilihat dan tidak ketahuan dari luar.
Seperti mencintai Tuhan dan agamanya, mencintai dan memberi tanpa pamrih,
ikhlas dalam beramal, sabar tidak sombong, pemaaf, tidak mendendam, dan
lain-lain.
3. Aspek kerohanian yang luhur
Meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan
kepercayaan, meliputi sistem nilai-nilai yang telah meresap di dalam
kepribadian yang mengarah dan memberi corak sebuah kehidupan individu. Bagi
yang beragama aspek inilah yang menentukan kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
Yoesoef Noessyirwan
(1978) menganalisis kepribadian ke dalam empat daerah bagian atau aspek, yaitu:
1. Vitalitas sebagai konstanta dari semangat hidup pribadi.
2. Temperamen sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi serta
cara bereaksi dan bergerak.
3. Watak sebagai konstanta dan hasrat, perasaan dan kehendak pribadi mengenai
nilai-nilai.
4. Kecerdasan, bakat, daya nalar sebagai konstanta kemampuan pribadi.
D.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Terbentuknya Kepribadian
Andi Mappiare mengatakan bahwa kepribadian terbentuk dari tiga faktor,
yaitu:
1. Pembawaan
(hereditas)
Pembawaan ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak
lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat keturunan. Anak
merupakan warisan dari sifat-sifat pembawaan orang tuanya yang merupakan
potensi tertentu.
Beberapa ahli ilmu pengetahuan menekankan pentingnya faktor
keturunan ini bagi pertumbuhan fisik, mental maupun sifat kepribadian yang
diinginkan.
a. Pertumbuhan
fisik
Seorang anak yang kuat dan sehat
lebih beruntung dibanding dengan anak yang kecil dan ringkih, ia lebih banyak
mengikuti aktivitas-aktivitas sesuai dengan tahap perkembangannya.
Kegiatan-kegiatan tersebut memberikan pengalaman baginya yang merupakan modal
dasar bagi perkembangannya. Sedangkan seorang anak yang struktur tubuhnya lebih
atau kurang dari temannya, misalnya terlalu gemuk, terlalu tinggi, terlalu
pendek, terlalu kurus akan menjadi objek gangguan dan cemoohan tema-teman, hal
tersebut dapat mempengaruhi pembentukan sikap dan kepribadiannya.
b. Kemampuan
mental dan bakat khusus
Seorang anak yang pandai pada umur
yang muda sudah dapat mengenal hubungan antara dirinya dan benda-benda
lingkungannya. Sesuai dengan cara bagaimana seorang anak sejak kecil dianjurkan
untuk mengadakan penyesuaian yang pantas, maka ia juga akan cepat mengerti
bentuk penyesuaian yang tepat yang seimbang dengan masa kematangan dan tuntutan
yang dihadapinya.
2. Lingkungan
Faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi terbentuknya kepribadian
terdiri dari lingkungan bersifat sosial dan lingkungan fisik.
Yang dimaksud lingkungan sosial ialah lingkungan yang terdiri dari
sekelompok individu (group) interaksi antara individu tersebut
menimbulkan proses sosial dan proses ini mempunyai pengaruh yang penting dalam
perkembangan pribadi seseorang dengan pendidikan lingkungan sosial yang disebut
pergaulan erat dengan seseorang berupa tingkah laku, sikap, mode pakaian atau
cara berpakaian dan sebagainya.
Lingkungan fisik (alam) mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
pribadi seseorang. Yang dimaksud lingkungan alam disini adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar anak selain individu dan benda-benda kebudayaan antara lain
keadaan geografis dan klimatologis. Anak yang dibesarkan di daerah pantai akan
lain dengan anak yang dibesarkan di daerah pegunungan.
Meskipun kebudayaan mempunyai pengaruh terhadap kepribadian
seseorang, namun kadar pengaruhnya berbeda menurut umur dan fase pertumbuhan.
Faktor lingkungan yang paling berperan dalam perkembangan
kepribadian adalah:
a. Rumah.
Rumah adalah lingkungan pertama yang berperan dalam pembentukan kepribadian.
Bebrapa sifat lingkungan rumah yang memungkinkan anak membentuk sifat-sifat
kepribadian adalah kesediaan orang tua menerima anak sebagai anggota keluarga,
adanya sikap demokratis, keadaaan ekonomis yang serasi, penyesuaian yang baik
antara ayah dan ibu dalam pernikahan dan penerimaan sosial para tetangga
terhadap keluarga. Keadaan rumah yang sederhana, bersih, rapi, dimana anak
mendapat makanan yang sehat dan anggota keluarga bersikap sedemikian rupa,
sehingga memberi rasa aman kepada anak, inilah yang akan membantu perkembangan
kepribadian anak ke arah terbentuknya kepribadian yang harmonis dan wajar.
b. Sekolah.
Sekolah adalah tempat dimana anak dapat belajar dan menimba ilmu. Lingkungan
sekolah yang bersih, rapi akan membantu anak belajar dengan tenang dan nyaman.
Disamping itu hubungan antara siswa dengan guru, dan hubungan antara siswa
dengan lingkungan sekolah lainnya perlu dijaga karena hal tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
c. Teman
sebaya. Baik di sekolah maupun di luar sekolah kepribadian anak banyak
dipengaruhi oleh teman sebayanya. Dalam lingkungan sekolah anak belajar bermain
dengan anak lain, belajar bekerjasama dengan anak lain. Anak dan remaja
berusaha mencapai realisasi diri melalui keberhasilan, ia harus melebihi
hasilnya sendiri untuk dapat maju dan harus dapat menyayangi orang lain juga.
Cara-cara yang memberikan keberhasilan dalam persaingan dalam hubungan dengan
teman sekolah, akan dipakainya dalam kompetisi selanjutnya. Kebiasaan ini akan
berlangsung terus dalam integrasi kepribadian pada masa dewasa
Faktor yang tidak kalah penting dalam memahami perkembangan
kepribadian anak ialah self concept (citra diri) yaitu
kehidupan kejiwaan yang terdiri atas perasaan, sikap pandang, penilaian, dan
anggapan yang semuanya akan terpengaruh dalam keputusan tindakan sehari-hari.
Seseorang dengan citra dirinya menilai dirinya sendiri dan menilai
lingkungan sosial. Moral sebagian standart yang muncul dari agama dan
lingkungan sosial, memberi konsep-konsep yang baik dan buruk, patut dan tidak
patut secara mutlak, akan tetapi seseorang tidak begitu saja menerima melainkan
dipertentangkan dengan citra diri yang dimilikinya.
Pengaruh lingkungan dan pembawaan dalam terbentuknya kepribadian
seseorang, keduanya saling berkait dan melengkapi satu sama lain tanpa
mengabaikan self concept yakni bagaimana seseorang menggunakan
potensi yang dimiliki danlingkungannya, karena self concept mempunyai
pengaruh yang besar untuk menginterprestasikan kuatnya daya pembawaan dan
kuatnya daya lingkungan.
Terbentuknya kepribadian seseorang membutuhkan waktu yang panjang,
berangsur-angsur dan continue dari bayi hingga mati.
Pembentukan sekaligus pembinaan kepribadian individu haruslah terus menerus
dibentuk dan dibina secara baik dan wajar menuju kepribadian yang ideal. Untuk
mencapai kepribadian yang ideal diperlukan lingkungan yang kondusif dan
menuntut adanya kesediaaan, keterbukaan individu terhadap gagasan
pengalaman-pengalaman baru.
3. Hubungan
Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan Kepribadian Siswa
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak,
karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian
bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Berdasarkan peneltiian yang dilakukan oleh Hirschi dan Selvin
(1967) sebagaimana dikutip oleh Dadang Hawari menujukkan bahwa kepribadian
orang tua sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.bila salah seorang atau
kedua oang tua mempunyai kelainan kepribadian orang tua mempunyai kelainan
kepribadian, maka presentase kenakalan anak akan jauh lebih tinggi daripada
kalau kedua orang tua tidak mempunyai kelainan kepribadian.
Pola tingkah laku pikiran dan sugesti ayah ibu dapat mencetak pola
yang hampir sama pada anak-anak. Oleh karena itu, tradisi, kebiasan
sehari-hari, sikap hidup, cara berfikir dan filsafat hidup keluarga itu sangat
besar sekali pengaruhnya dalam proses pembentuk tingkah laku dan sikap anggota
keluarga terutama anak-anak. Sebab tingkah laku orang tua itu mudah sekali
menular kepada anak-anak, khususnya mudah dioper oleh anak-anak puber dan
adolensens yang jiwanya belum stabil dan tengah mengalami banyak gejolak batin.
Misalnya, temperamen ayah yang agresif meledak-ledak, suka
marah-marah, sewenang-wenang, tidak hanya akan mentransformasikan efek
temperamennya saja, akan tetapi juga menimbulkan iklim yang mendemoralisir
secara psikis di tengah keluarga. Jika anak diperlakukan oleh kedua orang
tuanya dengan perlakuan yang kejam, didikan dengan pukulan yang keras atau
sekedar penghinaan dan ejekan, maka yang akan timbul ialah reaksi negatif yang
tampak pada perilaku dan akhlak anak. Mereka yang dibesarkan dengan disiplin
militer yang keras, besar kemungkinan akan tumbuh dengan kepribadian kaku dan keras.
Perkembangan kepribadian anak dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor yang berasal dari dalam misalnya: faktor-faktor yang berhubungan dengan
konstitusi tubuh, struktur tubuh dan keadaan fisik, koordinasi motorik,
kemampuan mental dan bakat khusus dan emosionalitas. Sedangkan faktor dari luar
adalah lingkungan seperti: rumah, sekolah dan teman sebaya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam
psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari-hari. Kepribadian yang
sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang
dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek
kehidupan. Misalnya dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang
ringan maupun yang kuat.
Kepribadian
adalah organisasi dinamis dari sistim-sistim psikofisik dalam diri individu
yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan. Kata dinamis
berarti kepribadian dapat berubah ubah, dan antar berbagai komponen kepribadian
(yaitu sistim-sistim psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan
itu terorganisir sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi
pola-pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Aspek-aspek
kepribadian adalah:
1. Aspek Kejasmanian
2. Aspek kejiwaan
3. Aspek kerohanian yang luhur
Yoesoef Noessyirwan
(1978) menganalisis kepribadian ke dalam empat daerah bagian atau aspek, yaitu:
1. Vitalitas sebagai konstanta dari semangat hidup pribadi.
2. Temperamen sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi serta
cara bereaksi dan bergerak.
3. Watak sebagai konstanta dan hasrat, perasaan dan kehendak pribadi mengenai
nilai-nilai.
4. Kecerdasan, bakat, daya nalar sebagai konstanta kemampuan pribadi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian adalah:
1.
Pembawaan
2.
Lingkungan
3. Hubungan
Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan Kepribadian Siswa
B.
Kritik dan Saran
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Mohon kritik dan sarannya supaya ke depan bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan%20Makalah%20%20Perkembangan%20dan%20Kepribadian%20-%20Psikologi.htm
MAKALAH%20PERKEMBANGAN%20MORAL%20DAN%20KEPRIBADIAN%20~%20HALIDA%20NURIL%20AROFAH.htm
I%20Made%20Reki%20Artawan%20%20MAKALAH%20PERKEMBANGAN%20PESERTA%20DIDIK%20(made%20reki).htm